Beranda Daerah Di Tengah Gemerlap Pembangunan, Keluarga di Pebayuran Hidup di Gubuk Rapuh Tanpa...

Di Tengah Gemerlap Pembangunan, Keluarga di Pebayuran Hidup di Gubuk Rapuh Tanpa Listrik

BEKASI, NarasiKita.ID — Di sudut terpencil Kampung Kobak Ceper, RT 11, Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, sebuah keluarga kecil hidup dalam kondisi memprihatinkan. Mereka menempati gubuk reyot di atas tanggul—tempat yang jauh dari kata layak, namun menjadi satu-satunya tempat berteduh bagi Nean, istrinya Karnih yang tengah hamil tua, dan putri mereka yang masih balita.

Gubuk berukuran kecil itu berdinding bambu lapuk dan beralaskan tanah. Penutupnya hanya berupa terpal sobek yang tak mampu menahan dingin malam. Sementara atap asbes tua yang nyaris roboh membuat tempat tinggal itu kian berisiko saat hujan atau angin kencang datang.

Berita Lainnya  Soal Kisruh BLT-S Kesra, Kantor Pos Rengasdengklok: Kami Hanya Menyalurkan, Data Kami Terima dari Dinsos!

Setiap hari, Nean berjuang mencari nafkah sebagai badut jalanan. Dengan kostum lusuh dan wajah yang dipulas seadanya, ia menyusuri jalan berharap ada warga yang bersimpati. Penghasilannya tak menentu sering kali hanya cukup untuk membeli makanan sehari.

“Kalau pulang bawa Rp20 ribu, itu sudah bahagia… yang penting anak bisa makan,” ujarnya lirih, Rabu (10/12/2025).

Sementara itu, Karnih berusaha tegar menjalani masa kehamilannya. Pada malam hari, hanya cahaya redup dari lampu minyak yang menemani, sebab keluarga ini tidak memiliki akses listrik. Ia memastikan putrinya tetap terbungkus selimut tipis, meski angin dingin menembus celah terpal robek.

Berita Lainnya  Data BLT-S Kesra di Karawang Diduga Kacau, TKSK dan Dinsos Mengaku Sama-Sama Tak Pegang Data

Kisah keluarga Nean menjadi potret kontras di tengah pesatnya pembangunan Kabupaten Bekasi. Di saat gedung-gedung baru menjulang dan infrastruktur terus digenjot, masih ada warga yang hidup di bawah garis kemiskinan dan belum tersentuh program hunian layak.

Kehidupan mereka menjadi pengingat bahwa kemajuan tidak selalu dinikmati secara merata. Di balik gemerlap modernisasi, masih ada jeritan sunyi dari keluarga kecil yang hanya mendambakan satu hal: rumah aman untuk berlindung dan masa depan yang lebih baik bagi anak mereka. (MA)

Bagikan Artikel