Beranda Daerah Di Tengah Dugaan Pungli Bansos di Desa Kertajaya, Kesos Jayakerta Malah Minta:...

Di Tengah Dugaan Pungli Bansos di Desa Kertajaya, Kesos Jayakerta Malah Minta: ‘Bikin Beritanya yang Nyaman Aja’

KARAWANG, NarasiKita.ID – Dugaan praktik pungutan liar (pungli) dalam penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) oleh oknum Ketua RT di Desa Kertajaya, Kecamatan Jayakerta, terus menjadi perbincangan hangat. Namun, alih-alih memberi sikap tegas, tanggapan dari pihak kecamatan justru menimbulkan tanda tanya besar.

Evi Kusmawati, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kecamatan Jayakerta, saat diwawancarai awak media, menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak sebelum mengambil langkah.

“Yang pasti, yang utama koordinasi dulu dengan TKSK, PKH, dan pemerintah desa. Kebenarannya dimusyawarahkan dengan TKSK dan pendamping PKH biar tidak terulang lagi,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Berita Lainnya  Oknum RT di Desa Kertajaya Diduga Palak Penerima Bansos: Dapet Sejuta, Setor Lima Puluh Biar Aman!

Namun ketika ditanya soal fungsi pengawasan kecamatan terhadap proses penyaluran bansos, Evi justru mengaku peran kecamatan sebatas Monitoring Evaluasi (monev) dan tidak terlibat langsung dalam proses distribusi.

“Itu kan dari Dinsos. Data langsung ke TKSK dan pendamping PKH, tidak melalui kecamatan. Kita di kecamatan hanya e-monev kegiatan,” katanya.

Pernyataan itu menimbulkan pertanyaan publik: apakah kecamatan memilih diam karena tidak punya kewenangan, atau karena enggan bersuara keras terhadap persoalan di lapangan?

Lebih mencolok lagi, di akhir wawancara, Evi sempat melontarkan kalimat yang mengundang perhatian awak media.

Berita Lainnya  Kuasa Hukum Sebut Audit Dinkes Karawang Sarat Konflik Kepentingan, RDP Berakhir Ricuh dan Antiklimaks

“Bikin beritanya yang nyaman-nyaman aja ya,” ucapnya dengan nada santai.

Ucapan tersebut sontak menjadi sorotan. Sebab di tengah dugaan penyimpangan bantuan sosial untuk masyarakat miskin, permintaan agar berita dibuat “nyaman” justru dianggap tidak etis dan berpotensi meredam transparansi.

Publik menilai, sikap semacam ini mencerminkan budaya “asal aman” yang mengakar di birokrasi bawah: lebih sibuk menjaga citra daripada membereskan masalah.

Di saat warga kecil harus rela uang bantuannya terpotong oleh oknum, pernyataan “bikin beritanya nyaman” terdengar seperti tamparan bagi semangat keterbukaan informasi publik.

Masyarakat kini menunggu, apakah Pemerintah Kecamatan Jayakerta benar-benar akan menindaklanjuti dugaan pungli ini secara serius — atau justru memilih jalan “nyaman” sebagaimana pesan yang sempat dilontarkan oleh pejabatnya sendiri. (Ist/red)

Bagikan Artikel