KARAWANG, NarasiKita.ID – Kegiatan pembagian Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT/Sembako) di Aula GOR Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, pada Rabu (09/10/2025) berubah menjadi pemandangan yang memprihatinkan.
Seorang lansia penerima manfaat pingsan di lokasi akibat kelelahan menunggu antrean panjang di tengah suasana sesak dan panas ruangan.
Warga menilai, pelaksanaan pembagian bansos oleh pihak Bank BNI selaku penyalur terkesan amburadul dan diduga tanpa koordinasi matang dengan pemerintah desa.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan penerima manfaat memadati aula sejak pagi. Namun, proses verifikasi dinilai berbelit dan lambat, serta ruangan yang tidak memadai, menyebabkan antrean memanjang hingga ke luar gedung.
“Kami disuruh datang pagi, tapi sampai jam sebelas belum juga dipanggil. Panas, sesak, dan tidak ada air minum. Kasihan yang tua-tua, sampai ada yang pingsan,” ujar salah satu penerima manfaat berusia 56 tahun, dengan nada kecewa.
Tokoh masyarakat Rengasdengklok, Unang Tahajudin, mengecam lemahnya manajemen pelaksanaan dari pihak bank. Ia menegaskan, kejadian ini seharusnya tidak terjadi jika ada koordinasi yang baik antara pihak bank dan pemerintah desa.
“Korban yang pingsan itu warga Rengasjaya 1, Desa Rengasdengklok Selatan. Pihak bank jangan kaku, harusnya bisa lebih fleksibel dalam mekanisme penyaluran. Kalau tetap memaksa lansia datang sendiri tanpa pendamping, jelas berisiko,” tegasnya.
Ia juga menilai, pihak Bank BNI abai terhadap aspek kemanusiaan, terutama bagi penerima manfaat lanjut usia yang sudah tidak mampu menunggu lama di tengah antrean yang padat.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Bank BNI belum memberikan tanggapan maupun klarifikasi atas insiden yang terjadi di lokasi pembagian bansos tersebut. (Yusup)




























