KARAWANG, NarasiKita.ID – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah tahun 2025, duka mendalam dirasakan oleh Camin, warga Dusun Cemara Dua RT 002/003, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Rumah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya hancur rata dengan tanah setelah diterpa angin kencang pada Kamis (27/03/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut pengakuan Camin kepada awak media, ia tidak mengetahui secara langsung saat rumahnya roboh karena sedang berada di rumah saudaranya seusai melaksanakan shalat tarawih di mushola terdekat.
“Saya tidak tahu kalau rumah saya roboh. Saat kejadian, saya sedang berada di rumah saudara setelah shalat tarawih di mushola. Tidak lama setelah itu, terdengar suara seperti tumpukan bangunan yang ambruk. Saya khawatir, karena rumah saya memang sudah lapuk dan rapuh. Setelah saya pulang untuk memastikan, ternyata benar, rumah saya yang roboh,” ungkapnya.
Camin mengakui bahwa kondisi rumahnya memang sudah sangat rapuh, namun keterbatasan ekonomi membuatnya tidak mampu melakukan perbaikan.
“Saya tahu rumah saya sudah banyak yang lapuk dan rapuh, tapi mau bagaimana lagi? Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja saya sering kekurangan,” keluhnya dengan nada pasrah.
Sementara itu, Engkong, salah satu tokoh masyarakat sekaligus perwakilan dari pemerintah desa, mengungkapkan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengajukan bantuan Rumah Layak Huni (Rulahu) untuk Camin. Namun, permohonan tersebut terhambat oleh status lahan yang berada di bantaran sungai, sehingga tidak memenuhi syarat bantuan dari pemerintah.
“Melihat kondisi rumahnya yang sudah rapuh, kami sebenarnya sudah mengajukan bantuan beberapa kali sebelum kejadian ini. Namun, karena tanahnya berada di bantaran sungai, Camin tidak bisa mendapatkan bantuan Rulahu dari pemerintah,” jelasnya.
Engkong juga merasa bersyukur karena saat kejadian Camin tidak berada di dalam rumah, sehingga terhindar dari bahaya.
“Pak Camin tinggal sendiri di rumah tersebut. Beruntung, saat rumahnya ambruk, beliau sedang tidak berada di dalam rumah,” tambahnya.
Engkong berharap ada kebijakan lebih fleksibel dari pihak terkait agar warga yang benar-benar membutuhkan tetap bisa mendapatkan bantuan meskipun ada kendala administratif.
“Jika memang ada aturan seperti itu, kami memahami. Namun, sebaiknya ada kebijakan khusus bagi warga yang benar-benar berada dalam garis kemiskinan. Semoga ada pihak yang tergerak hatinya untuk membantu Pak Camin mendapatkan tempat tinggal yang layak,” pungkasnya. (NK)