KARAWANG, NarasiKita.ID – Antusiasme masyarakat Karawang Utara menyambut Soft Opening Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengasdengklok yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 14 September 2025, semakin terasa. Dukungan demi dukungan terus berdatangan dari berbagai kalangan, mulai dari organisasi kepemudaan, tokoh masyarakat, hingga kelompok profesi. Kali ini, dukungan penuh datang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bumi Proklamasi yang menegaskan siap mengawal keberadaan RSUD Rengasdengklok agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas.
LBH Bumi Proklamasi, Dede Jalaludin, S.H., atau yang akrab disapa Kang DJ, menilai pembangunan RSUD Rengasdengklok merupakan tonggak sejarah penting bagi wilayah Karawang bagian utara. Selama ini, masyarakat di kawasan Rengasdengklok, Kutawaluya, Jayakerta, hingga Pakisjaya dan wilayah lainya di wilayah karawang utara harus menempuh perjalanan cukup jauh ke pusat kota Karawang atau rumah sakit swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Kehadiran RSUD Rengasdengklok adalah jawaban atas kebutuhan mendesak masyarakat Karawang Utara. Selama ini akses kesehatan sering kali terhambat oleh jarak dan biaya. Dengan adanya RSUD di Rengasdengklok, masyarakat tidak perlu lagi bersusah payah. Inilah yang kami sebut sebagai bentuk nyata keadilan sosial di bidang kesehatan,” ujar Kang DJ, Sabtu (13/09/2025).
Lebih lanjut, Kang DJ menegaskan bahwa LBH Bumi Proklamasi akan ikut serta memastikan rumah sakit daerah tersebut tidak hanya berhenti pada seremoni peresmian. Menurutnya, RSUD Rengasdengklok harus konsisten menghadirkan pelayanan yang profesional, transparan, dan ramah terhadap masyarakat kecil.
“Kami ingin memastikan RSUD ini tidak hanya dibuka, tapi juga dikelola secara benar. Jangan sampai ada praktik diskriminasi, pungli, atau pelayanan yang merugikan rakyat kecil. LBH Bumi Proklamasi siap mengawal dan menjadi mitra kritis pemerintah daerah demi menjamin pelayanan publik berjalan sebagaimana mestinya,” tegasnya.
Sementara itu, Syarif Husen, S.H., LBH Bumi Proklamasi lainnya, menekankan bahwa dukungan ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk komitmen konkret organisasi masyarakat sipil. Menurutnya, RSUD Rengasdengklok memiliki posisi strategis, tidak hanya sebagai fasilitas kesehatan, tetapi juga sebagai instrumen peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Rumah sakit bukan sekadar gedung megah, melainkan representasi negara dalam melindungi rakyat. Kami mendukung penuh, tapi juga akan kritis bila ditemukan penyimpangan. RSUD ini harus dijaga bersama agar tetap berpihak pada kepentingan publik, bukan segelintir pihak,” tegas Syarif.
Dukungan LBH Bumi Proklamasi menambah daftar panjang elemen masyarakat yang menyuarakan semangat serupa. Sebelumnya, sejumlah organisasi kepemudaan, tokoh agama, hingga komunitas warga Rengasdengklok telah menyatakan dukungan penuh terhadap soft opening RSUD.
Momen soft opening RSUD Rengasdengklok bertepatan dengan Hari Jadi Karawang yang ke 392 tahun yang membuat peristiwa ini semakin sarat makna. Selain menjadi kado bagi masyarakat, kehadiran RSUD ini juga diharapkan menjadi titik balik pemerataan pembangunan di Karawang. Dukungan dari LBH Bumi Proklamasi sekaligus mengingatkan bahwa pelayanan kesehatan adalah hak dasar masyarakat yang harus dijamin oleh negara.
Dengan adanya dukungan dari berbagai elemen, RSUD Rengasdengklok diharapkan benar-benar mampu menjadi rumah sakit rakyat, bukan sekadar proyek infrastruktur. Harapan besar kini bertumpu pada konsistensi pengelolaan dan komitmen pemerintah daerah dalam menjadikan RSUD Rengasdengklok sebagai simbol keadilan sosial dan pelayanan publik yang bermartabat. (Yusup)