Beranda Daerah Kasus HIV/AIDS di Karawang Tembus 4.079, LSL Dominasi Populasi Kunci

Kasus HIV/AIDS di Karawang Tembus 4.079, LSL Dominasi Populasi Kunci

KARAWANG, NarasiKita.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mencatat, jumlah kasus HIV/AIDS di wilayah tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Populasi lelaki seks lelaki (LSL) menjadi kelompok penyumbang terbanyak dari total kasus yang terdata.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karawang, Yayuk Sri Rahayu, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2000 hingga Mei 2025, terdapat total 4.079 kasus HIV/AIDS di Karawang.

“Penderita HIV/AIDS sebagian besar berasal dari populasi kunci seperti lelaki seks lelaki (LSL), waria, pekerja seks, warga binaan lembaga pemasyarakatan, pengguna narkoba suntik, hingga ibu hamil,” ujar Yayuk, Rabu (02/07/2025).

Berita Lainnya  DPRD Karawang Fasilitasi RDP Terkait Tuntutan Pengangkatan Penyuluh Pertanian Non-ASN Menjadi P3K

Sepanjang Januari hingga Mei 2025, tercatat 313 kasus baru, dengan rincian 207 laki-laki dan 106 perempuan. Data juga menunjukkan, kasus HIV pada laki-laki terus mendominasi dalam lima tahun terakhir.

Berikut data jumlah kasus HIV berdasarkan jenis kelamin:

  • 2020: Laki-laki 203 kasus | Perempuan 112 kasus
  • 2021: Laki-laki 179 kasus | Perempuan 65 kasus
  • 2022: Laki-laki 269 kasus | Perempuan 145 kasus
  • 2023: Laki-laki 351 kasus | Perempuan 242 kasus
  • 2024: Laki-laki 607 kasus | Perempuan 207 kasus
  • 2025 (hingga Mei): Laki-laki 207 kasus | Perempuan 106 kasus

Yayuk menjelaskan bahwa mayoritas penderita berada dalam rentang usia produktif, yakni 25 hingga 49 tahun. Dari 313 kasus yang tercatat pada 2025, sebanyak 216 kasus berasal dari kelompok usia produktif.

Berita Lainnya  Warga Nilai Penertiban Bangunan Liar di Batujaya Tebang Pilih, Kandang Ayam 20 Tahun di Tanggul Masih Dibiarkan

“Namun kami juga menemukan kasus pada kelompok lansia dan anak-anak di bawah usia 4 tahun,” ujarnya.

Ia menambahkan, kasus HIV/AIDS diperkirakan masih akan terus bertambah jika masyarakat tidak meningkatkan kesadaran terhadap perilaku berisiko.

“Remaja yang belum menikah jangan bermain-main, dan bagi yang sudah berkeluarga harus setia pada pasangan. Waspada terhadap HIV/AIDS, tapi jangan jauhi para penderita. Yang penting adalah menghindari perilaku berisiko,” pungkasnya.***

Bagikan Artikel