KARAWANG, NarasiKita.ID – Kepala Sekolah SMPN Satu Atap (SATAP) 1 Tirtajaya, Atik Widiyanti, memberikan klarifikasi terkait viralnya video perkelahian yang melibatkan enam siswi dari tiga sekolah berbeda. Insiden tersebut melibatkan siswi dari SMPN SATAP 1 Tirtajaya, SMPN 1 Tirtajaya, dan SMP Swasta Pelita Nusantara (Penus) Batujaya.
Atik menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) untuk mencari solusi terbaik. “Tadi pagi saya koordinasi dengan pihak Disdikpora agar persoalan ini segera bisa diselesaikan. Berkaitan dengan masalah ini, ada kesepakatan antara kami, SMPN 1 Tirtajaya, dan SMP Pelita Nusantara untuk menyelesaikan masalah bersama,” kata Atik dalam Forum Musyawarah yang digelar bersama Orang tua siswi dan Jajaran Perwakilan Muspika Kecamatan Tirtajaya.
Ia menambahkan bahwa pengambilan keputusan harus melalui proses yang tepat dan sesuai dengan data. “Kami cek terlebih dahulu data anaknya, mulai dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan) hingga Pusdatin (Pusat Data dan Informasi). Jika siswa sudah terdaftar sebagai peserta ujian di sekolah kami, maka siswi tersebut tetap berhak bersekolah di sini,” jelasnya.
Keputusan: Pembelajaran Daring
Atik menyampaikan bahwa siswi yang terlibat tidak akan dikeluarkan dari sekolah, melainkan akan mengikuti pembelajaran daring hingga ujian selesai.
“Alhamdulillah, hari ini ada kesepakatan bahwa tiga siswi kami tetap bersekolah di sini. Namun, pembelajarannya dilakukan di rumah dengan metode daring hingga menjelang ujian. Mereka tetap mengikuti ujian dan mendapatkan ijazah,” ungkapnya.
Ia memastikan bahwa pembelajaran daring akan dipantau secara ketat. “Meskipun daring, tetap dalam pantauan kami. Guru akan berkunjung secara berkala, dan saya sendiri akan turun langsung untuk memastikan mereka belajar sesuai jadwal,” tambah Atik.
Disdikpora Mendukung Langkah Ini
Neni, pengawas sekaligus perwakilan dari Disdikpora, menyatakan bahwa keputusan ini berlaku adil untuk seluruh siswi yang terlibat. “Selain siswi dari SMPN SATAP 1 Tirtajaya, siswi dari SMPN 1 Tirtajaya dan SMP Pelita Nusantara juga mengikuti pembelajaran daring. Kami menyamakan kebijakan ini agar tidak ada perlakuan berbeda,” ujar Neni.
Neni menegaskan bahwa metode daring menjadi solusi terbaik, mengingat waktu ujian hanya tinggal dua bulan lagi. “Dengan langkah ini, kami berharap semua siswi tetap bisa melanjutkan pendidikan dan menyelesaikan tahun ajaran dengan baik,” tutupnya.(*)